Secara sederhana, subnetting adalah teknik efisiensi yang dilakukan dengan memecah suatu network menjadi beberapa network yang lebih kecil. Pada implementasinya subnetting ini bisa dilakukan dengan dua jenis cara, yaitu subnetting classfull dan subnetting classless. Keduanya sering dilakukan oleh para teknisi di bidang jaringan.
Nah apa itu subnetting classfull dan Apa itu subnetting classless? Apa perbedaan dari keduanya? Tulisan kami kali ini akan menjelaskan tentang kedua jenis subnetting ini, sehingga kamu bisa melihat perbedaannya. Namun sebelum masuk ke definisi masing-masing dari kedua macam ini, ada baiknya kamu memahami sedikit lebih dalam tentang subentting-nya itu sendiri.
Topik yang akan dibahas:
Apa Itu Subnetting
Teknik subnet awalnya dirancang untuk menjadi solusi dari keterbatasan alamat IP. Seperti yang dibahas di atas, Subnetting dilakukan dengan cara memecah atau membagi sebuah network ke dalam beberapa network yang lebih kecil. Proses ini bisa memberikan kesempatan para administrator jaringan untuk memanfaatkan 32 bit IP address dengan lebih efisien. Teknik ini memungkinkan Network (LAN) menjadi lebih banyak. Sehingga penggunaan IP menjadi lebih efisien.
Teknik subnetting memungkinkan skala jaringan menjadi lebih luas tanpa dibatasi kelas-kelas IP (IP Classes), yaitu A, B dan C yang sudah di atur. Menggunakan teknik ini memberikan kita kesempata untuk membuat network dengan batasan host yang lebih realistis dan fleksibel karena kita bisa menentukan sendiri bagian mana dari 32 bit IP address yang mewakili network ID dan bagian mana yang mewakili host ID.
Sementara jika menggunakan kelas-kelas IP address yang standar, kita hanya diberi 3 kemungkinan network ID , yaitu 8 bit untuk kelas A, 16 bit untuk kelas B dan 24 bit untuk kelas C. Selain itu, dengan mengambil bit-bit dari bagian host alamat IP saat melakukan subnetting dan mereserve-nya untuk mendefinisikan alamat subnet, menjadikan jumlah bit untuk host jadi lebih sedikit.
Jika dirangkum, ada beberapa fungsi dan manfaat dari subnetting sehingga teknik ini banyak dilakukan. Berikut diantaranya:
1. Mengefesienkan alamat IP
Pengalokasian IP Address seharusnya bisa lebih efisien sehingga tidak banyak alamat yang terbuang percuma. Misalnya, pada jaringan yang hanya mempunyai 24 host, jika kamu menggunakan kelas C, maka ada 254 – 24 = 230 alamat yang tidak terpakai. Nah dengan memecah sebuah network menjadi beberapa subnet bisa membuat penggunaan 32bit alamat IP menjadi lebih efisien.
2. Mencegah Keleletan Jaringan
Subnetting memungkinkan traffic yang ditujukan untuk perangkat dalam suatu subnet tetap berada di subnet tersebut sehingga tidak terjadi keleletan. Sedangkan pada jaringan besar tanpa subnet, setiap perangkat akan melihat semua paket broadcast dari semua perangkat lainnya di jaringan tersebut dan juga server. Switch yang bertugas mengatur lalu lintas ke port yang sesuai akan bekerja keras, sehingga jaringan menjadi lambat dan waktu respons pun lelet.
3. Keamanan jaringan meningkat
Memisahkan jaringan menjadi beberapa jaringan lebih kecil alias subnet memungkinkan penggunaan ACL, Qos, atau peta rute untuk mengontrol aliran lalu lintas trafik. Sehingga lebih mudah untuk mengidentifikasi ancaman, titik tutup dari masuk, dan menargetkan tanggapan.
Perbedaan Subnetting Classfull dan Subnetting Classless
Sekarang kamu sudah mengenal sedikit lebih banyak tentang subnetting, nah seperti disinggung tadi bahwa subnetting dibagi menjadi dua macam, yaitu Classfull dan Calssless. Apa maksud dari kedua jenis ini dan apa perbedaannya? berikut penjelasannya.
Subnetting Classful
Singkatnya, Classfull dapat diartikan “menggunakan kelas”. Dalam konteks pengalamatan IP, definisi Classfull adalah pengalamatan IP berdasarkan kelas. Maksudnya adalah pengalamatan IP yang dilakukan dengan metode subnetting Classfull adalah pengalamatan pada IPv4 yang dibagi menjadi kelas A, B, C, D hingga E.
Pengalokasian host-nya menggunakan subnet mask yang sama, biasanya memakai protocol RIPv1 dan IGRP. Kedua protocol ini tidak mengirimkan informasi-informasi subnet karena memang tidak memiliki field untuk menyimpan informasi subnet.
Pada Metode Classfull IP Address akan dibagi berdasarkan kelas berbeda, Ada 5 kelas, yaitu Kelas A dengan ciri 1 bit pertama IP Addressnya 0, lalu Kelas B di mana 2 bit pertama IP Addressnya 10, Kelas C dengan 3 bit pertama IP Addressnya 110, Kelas D memiliki IP Address 1.110 untuk 4 bit pertama, dan terakhir Kelas E yang 4 bit pertama IP Addressnya 1.111.
Namun jika dilihat dari arsitektur ini, apabila ukuran jaringan sangat besar, maka tingkat fleksbilitasnya berkurang. Sehingga menghasilkan pemborosan sebagian alamat. Nah karena itu, dikembangkanlah metode lain, yaitu Classless.
Subnetting Classless
Classless adalah kebalikan dari classfull, secara harfiah juga sudah bisa dilihat bahwa subnetting classless tidak menggunakan kelas dalam pengalamatan IP address-nya. Jenis ini muncul sejalan dengan ditemukannya Classless-Inter Domain Routing (CIDR) pada 1993.
Format pengalamatan pada jenis Classless ini adalah dengan memberi tanda (/) di belakang alamat IP lalu diikuti oleh variabel panjang prefiks. Contoh penulisannya adalah 192.168.0.0/24
Misal, Kantormu menggunakan IP Kelas C yang kita tahu mempunyai rentang host 0 – 255 (192. 168. 1. 0 sampai dengan 192. 168. 1. 255). Nah bagaimana kalau di kantormu tersebut hanya ada 10 komputer? Jika menggunakan default netmask IP Kelas C (255. 255. 0), maka ada 215 IP yang tidak digunakan karena yang dibutuhkan hanya 10 IP.
Kondisi di atas akan menyulitkan saat kamu ingin melakukan pengaturan atau pengelolaam, karena kamu akan kesulitan mengetahui IP mana saja yang sudah digunakan. Nah dengan CIDR yang biasanya dinotasikan dengan tanda slash atau “/” sehingga kamu lebih mudah mengidentifikasi IP melalui prefix-nya.
Metode ini didukung oleh routing protocol RIPv2, OSPF, dan EIGRP dan dapat menggunakan subnet mask yang berbeda. Protocol yang digunakan pada classless tadi dapat memberikan informasi subnet sehingga dapat menghemat alamat host/IP.
Nah, itulah sedikit penjelasan tentang definisi dan perbedaan subnetting Classfull dan subnetting Classless. Kami harap dengan memahami kedua jenis metode ini bisa membuatmu lebih mudah untuk melakukan efisiensi pada pengelolaan IP Address sehingga menghindari pemborosan yang tidak diperlukan. Semoga membantu!