Cara Menghitung Harga Pokok Penjualan (HPP) – Kalau kamu punya bisnis, baik itu jualan online, buka toko kelontong, sampai usaha manufaktur, satu hal yang nggak boleh kelewat adalah ngitung Harga Pokok Penjualan (HPP).

Kenapa? Karena HPP ini kayak “nyawa” buat strategi harga dan keuntungan. Salah hitung dikit, bisa-bisa harga jual kamu nggak nutup modal.

Bayangin aja, kalau modal barang sebenarnya Rp50.000 tapi kamu jual Rp55.000, padahal ada biaya lain yang belum dihitung, margin keuntungan kamu bakal tipis banget bahkan bisa rugi.

HPP jadi acuan utama buat nentuin harga jual. Dari sini kamu tahu harga minimum supaya tetap untung.

Kalau HPP naik, otomatis margin keuntungan bisa turun kalau harga jual nggak ikut naik.
Makanya, pemahaman HPP itu wajib kalau mau bisnis awet.

Contoh Sederhana

Beli kaos Rp40.000, ongkir ke gudang Rp5.000, total HPP Rp45.000. Kalau dijual Rp50.000, berarti margin cuma Rp5.000. Kalau salah hitung HPP jadi Rp40.000, kamu bakal salah ambil keputusan harga.

Pengertian Harga Pokok Penjualan (HPP)

Secara definisi, HPP adalah total biaya yang dikeluarkan buat menghasilkan atau membeli barang yang akhirnya terjual dalam periode tertentu.

Definisi Menurut Akuntansi

Di akuntansi, HPP itu pos yang ada di laporan laba rugi, isinya semua biaya langsung dari awal sampai barang siap dijual.

Bedanya HPP dengan Biaya Operasional

  • HPP: Biaya langsung terkait produksi atau pembelian barang.

  • Biaya Operasional: Biaya umum seperti gaji admin, listrik kantor, atau marketing.

Kadang HPP disebut juga Cost of Goods Sold (COGS), terutama di bisnis yang pakai istilah bahasa Inggris.

Komponen Utama dalam HPP

Ada beberapa elemen yang wajib kamu tahu sebelum mulai ngitung.

1. Persediaan Awal

Stok barang yang ada di awal periode (misal awal bulan atau awal tahun).

2. Pembelian Bersih

Total pembelian barang selama periode, dikurangi retur atau potongan pembelian.

3. Persediaan Akhir

Stok yang masih ada di akhir periode.

4. Biaya Langsung Produksi

Khusus buat bisnis manufaktur, termasuk biaya bahan baku, tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik.

Rumus Menghitung HPP

Rumus umumnya simpel banget:

HPP = Persediaan Awal + Pembelian Bersih – Persediaan Akhir

Kalau bisnis kamu manufaktur, biasanya ditambah biaya produksi langsung.

Penjelasan Variabel

  • Persediaan Awal: Nilai stok di awal periode.

  • Pembelian Bersih: Semua pembelian dikurangi retur dan potongan.

  • Persediaan Akhir: Nilai stok di akhir periode.

Rumus Bisnis Dagang vs Manufaktur

  • Dagang: HPP = Persediaan Awal + Pembelian Bersih – Persediaan Akhir.

  • Manufaktur: HPP = Persediaan Awal Barang Jadi + Biaya Produksi – Persediaan Akhir Barang Jadi.

Langkah-Langkah Menghitung HPP

1. Tentukan Persediaan Awal

Lihat laporan stok per awal periode.

2. Hitung Total Pembelian

Jumlahkan semua pembelian barang selama periode.

3. Kurangi Retur & Potongan

Kalau ada barang yang dikembalikan atau dapat diskon dari supplier, kurangi dari total pembelian.

4. Tambahkan Biaya Pengiriman

Ongkos kirim barang ke gudang termasuk dalam pembelian bersih.

5. Hitung Persediaan Akhir

Lakukan stock opname di akhir periode.

6. Masukkan ke Rumus

Terapkan semua data ke rumus HPP.

Contoh Perhitungan HPP

Contoh Bisnis Dagang

Misal:

  • Persediaan Awal: Rp10.000.000

  • Pembelian: Rp25.000.000

  • Retur Pembelian: Rp1.000.000

  • Ongkir: Rp500.000

  • Persediaan Akhir: Rp8.000.000

Pembelian Bersih = (Rp25.000.000 – Rp1.000.000) + Rp500.000 = Rp24.500.000
HPP = Rp10.000.000 + Rp24.500.000 – Rp8.000.000 = Rp26.500.000

Contoh Bisnis Manufaktur

Tambahkan biaya bahan baku, tenaga kerja langsung, dan overhead.

Kesalahan Umum dalam Menghitung HPP

  • Masukin biaya listrik kantor ke HPP (padahal itu operasional).

  • Lupa ngitung retur pembelian.

  • Nggak update data stok fisik.

Tips Biar Perhitungan HPP Lebih Akurat

  • Gunakan software akuntansi seperti Jurnal, Accurate, atau Mekari.

  • Lakukan stock opname minimal sebulan sekali.

  • Catat transaksi langsung saat terjadi.

Hubungan HPP dengan Laporan Laba Rugi

HPP ada di bagian beban pokok penjualan.
Laba Kotor = Penjualan Bersih – HPP.
Kalau HPP makin besar dan penjualan tetap, otomatis laba kotor turun.

Optimasi HPP untuk Tingkatkan Keuntungan

  • Negosiasi harga ke pemasok.

  • Efisiensi produksi supaya biaya turun.

  • Kurangi pemborosan stok.

Studi Kasus Nyata

  • Retail: Minimarket yang bisa kontrol HPP biasanya punya margin stabil.

  • Toko Online: Seller yang hitung HPP bisa pasang harga kompetitif tanpa rugi.

Tools & Aplikasi

  • Software Akuntansi: Accurate, Jurnal.id, Kledo.

  • Excel Template: Gratis di internet, bisa dimodifikasi sesuai bisnis.

Kesimpulan

Menghitung HPP itu bukan sekadar formalitas. Ini pondasi buat nentuin harga jual yang sehat dan memastikan bisnis kamu nggak boncos.

Dengan data yang rapi dan pencatatan yang konsisten, kamu bisa optimalkan keuntungan dan bersaing di pasar.

Share.

Keingintahuan adalah sumbu dalam lilin pembelajaran.

Exit mobile version