Cara Membuat Partisi Hardisk di Windows & Linux – Partisi hardisk adalah pembagian ruang penyimpanan di dalam satu hardisk fisik menjadi beberapa bagian terpisah.

Setiap partisi bisa dianggap seperti “ruangan” khusus yang berdiri sendiri. Jadi meskipun hanya punya satu hardisk, kamu bisa membaginya jadi beberapa drive seperti C, D, E di Windows, atau /home, /root, dan /swap di Linux.

Kenapa Partisi Penting untuk Pengguna Windows & Linux?

Alasan utama bikin partisi adalah biar manajemen data lebih rapi dan aman. Misalnya, kamu bisa taruh sistem operasi di partisi C, lalu semua data pribadi disimpan di D. Kalau sewaktu-waktu sistem crash, data di partisi lain biasanya tetap aman.

Di Linux, partisi juga penting karena sistemnya lebih modular. Dengan memisahkan /home dari root (/), kamu bisa reinstall OS tanpa kehilangan data personal.

Perbedaan Partisi di Windows dan Linux

  • Windows: lebih simpel, umumnya pakai NTFS atau FAT32. Partisi ditandai dengan huruf (C, D, E, dst).

  • Linux: lebih fleksibel, ada banyak pilihan file system seperti EXT4, Btrfs, XFS. Partisi di-mount ke folder, bukan huruf drive.

Persiapan Sebelum Membuat Partisi

Langkah nomor satu sebelum ngoprek hardisk adalah backup. Karena kalau salah langkah, partisi bisa hilang dan datamu ikut lenyap. Simpan file penting di hardisk eksternal, cloud, atau USB.

Mengecek Kondisi Hardisk

Pastikan hardisk sehat. Kamu bisa cek pakai:

  • Windows: buka CMD → ketik chkdsk

  • Linux: gunakan smartctl atau fsck

Kalau ada bad sector, sebaiknya perbaiki dulu sebelum bikin partisi.

Menentukan Ukuran Partisi yang Ideal

Tentukan sejak awal:

  • Partisi sistem (Windows/Linux) minimal 50–100 GB

  • Partisi data sesuai kebutuhan (misalnya 200 GB buat dokumen, sisanya buat multimedia)

  • Linux biasanya butuh partisi swap juga (2x ukuran RAM, maksimal 8 GB).

Cara Membuat Partisi di Windows

Menggunakan Disk Management

Membuka Disk Management

  1. Klik kanan menu Start → pilih Disk Management.

  2. Semua partisi yang ada akan tampil dalam bentuk blok.

Shrink Volume untuk Membuat Ruang Baru

  1. Klik kanan partisi yang masih ada ruang kosong (biasanya C atau D).

  2. Pilih Shrink Volume.

  3. Masukkan ukuran (dalam MB) untuk ruang partisi baru.

Membuat New Simple Volume

  1. Setelah shrink, akan muncul Unallocated Space.

  2. Klik kanan → pilih New Simple Volume.

  3. Ikuti wizard → pilih drive letter → pilih format (NTFS atau exFAT).

  4. Klik Finish.

Membuat Partisi dengan Command Prompt (Diskpart)

Perintah Dasar Diskpart

  1. Buka CMD → ketik diskpart.

  2. Lihat daftar disk: list disk.

  3. Pilih disk: select disk 0 (sesuaikan).

Membuat dan Memformat Partisi Baru

  • Buat partisi: create partition primary size=50000 (50 GB).

  • Format: format fs=ntfs quick.

  • Assign huruf: assign letter=E.

Tools Tambahan untuk Membuat Partisi

Kalau mau fitur lebih lengkap, bisa pakai software pihak ketiga:

  • EaseUS Partition Master

  • MiniTool Partition Wizard

  • AOMEI Partition Assistant

Biasanya tool ini lebih mudah dipakai dan punya opsi recovery.

Cara Membuat Partisi di Linux

Menggunakan GParted (GUI)

Instalasi GParted

  • Ubuntu/Debian: sudo apt install gparted

  • Fedora: sudo dnf install gparted

Membuat, Menghapus, dan Memformat Partisi

  1. Jalankan GParted → pilih disk.

  2. Klik kanan ruang kosong → New.

  3. Pilih ukuran & file system (EXT4 biasanya default).

  4. Klik Apply untuk konfirmasi.

Menggunakan Terminal (fdisk/parted)

Perintah fdisk untuk Membuat Partisi

  1. Buka terminal → sudo fdisk /dev/sda.

  2. Tekan n untuk new partition.

  3. Tentukan primary/logical, size, dan simpan dengan w.

  4. Format: mkfs.ext4 /dev/sdaX.

Perintah parted untuk Partisi Lebih Advanced

parted lebih modern dan fleksibel:

sudo parted /dev/sda
mkpart primary ext4 1GB 50GB
quit

Mounting Partisi di Linux

Setelah bikin partisi, mount dulu biar bisa dipakai:

sudo mkdir /mnt/data
sudo mount /dev/sdaX /mnt/data

Kalau mau permanen, tambahkan di /etc/fstab.

Perbedaan File System Windows & Linux

NTFS, FAT32, exFAT di Windows

  • NTFS: paling umum, support file besar & permission.

  • FAT32: lebih universal tapi file maksimal 4 GB.

  • exFAT: cocok buat flashdisk besar, kompatibel di Windows & Mac.

EXT4, Btrfs, XFS di Linux

  • EXT4: stabil, default di banyak distro.

  • Btrfs: modern, punya fitur snapshot.

  • XFS: cepat untuk file besar.

Kalau partisi buat data biasa, pilih NTFS (Windows) atau EXT4 (Linux). Kalau buat sharing antar OS, exFAT lebih aman.

Tips Mengelola Partisi

Hindari Membuat Terlalu Banyak Partisi

Terlalu banyak partisi bikin ribet. Idealnya cukup 2–4 partisi saja.

Gunakan Label Partisi untuk Mempermudah Identifikasi

Kasih nama jelas, misalnya Data_Doc, Multimedia, biar gampang dikenali.

Rutin Mengecek Partisi dengan Tool Bawaan

  • Windows: Disk Check → chkdsk /f

  • Linux: fsck atau GParted

Masalah Umum Saat Membuat Partisi dan Solusinya

  1. Partisi Tidak Terbaca
    Biasanya karena belum diformat. Solusi: format ulang dengan file system yang sesuai.
  2. Error Saat Shrink Volume
    Kadang muncul pesan “cannot shrink”. Solusi: defrag dulu hardisk, lalu coba shrink lagi.
  3. Partisi Tidak Bisa Diformat
    Mungkin ada bad sector. Solusi: scan hardisk dengan tool seperti HDD Regenerator atau badblocks di Linux.

Kesimpulan

Membuat partisi hardisk di Windows maupun Linux sebenarnya nggak sulit. Intinya, kamu harus backup dulu, tentukan ukuran partisi yang pas, lalu pilih metode sesuai sistem operasi.

  • Di Windows, cara paling gampang pakai Disk Management.

  • Di Linux, kamu bisa pilih GParted kalau suka GUI, atau fdisk kalau lebih nyaman di terminal.

  • Pilih file system yang sesuai, atur label, dan rawat partisi dengan rutin cek kondisi hardisk.

Dengan manajemen partisi yang baik, sistem jadi lebih rapi, data aman, dan kerja sehari-hari pun lebih lancar.

Share.

Keingintahuan adalah sumbu dalam lilin pembelajaran.

Exit mobile version